Menagih Janji Pada Diri

Menagih Janji Pada Diri

Sekarang aku lebih suka menyibukan diri dalam ruang sempit ini. Aku sedang berusaha memenuhi janji yang pernah ku buat dengan diri. Dulu, aku pernah membuat perjanjian pada diri, bahwa sebagian waktu yang ku miliki harus aku gunakan untuk menulis dan membaca. Tapi aku pernah mengabaikan janji itu, padahal aku tak menyukai pengabaian dari orang lain. Aku berfikir kembali bagaimana bisa orang lain tak mengabaikanku jika aku sendiri mengabaikan janji yang dibuat diri.

Hari ini, ku buat lagi perjanjian pada diri. Aku membuatnya dengan lebih sakral, ditulis dalam sebuah kertas dengan dibubuhi materai dan tanda tangan, tak seperti dulu. Perjanjian pertama yang aku buat dengan menempelkan poster pada pintu kamar dengan tulisan besar “sisihkan waktu untuk membaca dan menulis”. Alasan aku menempel poster pada pintu kamar tidak lain untuk mengingatkanku pada janji, karna itu aku dapat melihatnya setiap akan memasuki kamar. Tapi, mata ini senang sekali berpura-pura, ia sering seolah tak melihat tulisan besar itu dan memalingkan pandangan. Ahhhhh sadarlah duhai mata.

Sekarang, untuk mulai menepati janji setiap aku pergi ke kampus selalu ku bawa satu buku bacaan yang bisa aku baca ketika jam mata kuliah kosong atau ketika jam istirahat, meski tak banyak yang bisa ku baca tapi akan aku sempatkan dan harus disempatkan. Aku mulai dengan membaca buku-buku ringan, buku cerita, novel atau buku kumpulan puisi, karna aku sedikit menyukai puisi. Dosis buku bacaanku perlahan akan di tingkatkan, tidak hanya buku cerita, novel atau kumpulan puisi tapi di tambah dengan buku-buku keagamaan yang sering tak tuntas aku baca, PHPin buku.

Sering rasanya aku tak mendapatkan apa-apa ketika satu buku telah selesai ku baca. Setelah halaman terakhir habis, aku bertanya pada diri, pengetahuan apa yang ku dapatkan? Kosong?. Tapi tak apa lah, setidaknya kalimat-kalimat yang ada pada buku tersebut pernah aku ucap meski menghilang seketika, lupa. Dan lupa adalah satu jalan untuk terus mengingat, kenapa? Karena ketika lupa lalu di ingatkan akan sulit untuk lupa kembali bahkan akan terus di ingat.

Sekarang, wahai diri mari kita tepati janji. Membacalah!! Apa saja. Menulislah!! Apa saja.
Lupa?? Ingatkan kembali untuk selalu di ingat.

07.33 WIB

Selasa, 27 Desember 2016  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADITS TENTANG PENDIDIKAN TERHADAP ANAK

Makalah IASBD tentang PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA DALAM PRESPEKTIF ALQURAN DAN SAINS

Bergilir